Tentang Penulis: #33 Menjadi Karyawan Tetap di Sebuah Kantor Perusahaan Telekomunikasi Hong Kong

Tentang Penulis: #33 Menjadi Karyawan Tetap di Sebuah Kantor Perusahaan Telekomunikasi Hong Kong

Setelah berakhirnya masa kerja sementara di perusahaan Jerman di Tsim Sha Tsui dan menolak tawaran mereka untuk memperpanjang masa kerja, saya meminta agen pencari kerja agar jika memungkinkan untuk mencarikan saya pekerjaan yang berhubungan dengan komputer atau Teknologi Informasi, namun saya tahu itu sulit pada waktu itu.

Mendapat panggilan wawancara kerja di sebuah perusahaan telekomunikasi baru

Beberapa minggu kemudian agen pencari kerja menelpon saya dan meminta saya untuk mengikuti wawancara kerja di sebuah perusahaan telekomunikasi yang baru di Hong Kong pada tahun 1993, yang baru didirikan 3 tahun pada waktu itu.  Perusahaan tersebut kini adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Hong Kong dan juga memberikan layanan telepon seluler khusus untuk Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong.

Posisi yang saya lamar adalah tenaga di bagian administrasi seperti fotokopi, membantu mengisi kertas di mesin faks yang tidak ada hubungan langsung dengan komputer, namun saya ingin mencobanya karena ini adalah sebuah perusahaan besar.  Saya beranggapan saya pasti mempunyai kesempatan di kemudian hari untuk pindah ke bagian yang terkait dengan komputer.

Saya merasa tegang karena kantor perusahaan ini terletak di kawasan perkantoran elite di Taikoo Place, Quarry Bay pada waktu itu.  Sewaktu tiba di kantor perusahaan ini, saya bertambah tegang karena saya memperhatikan hampir semua manajer departemen di perusahaan ini adalah wanita.  Kemudian saya langsung dipertemukan dengan manajer bagian administrasi dan ia mulai mewawancarai saya.  Setelah wawancara, manajer ini menolak untuk menerima saya, karena saya sama sekali tidak ada pengalaman dalam hal administrasi perkantoran, maka saya merasa kecewa kemudian meninggalkan kantor ini.

Dipanggil kembali ke perusahaan yang sama oleh manajer bagian pelayanan pelanggan

Beberapa hari kemudian saya menerima telepon dari bagian personalia perusahaan yang sama untuk datang kembali ke kantor mereka, karena manajer dari bagian pelayanan pelanggan ingin menemui saya.

Sewaktu bertemu dengan manajer tersebut, dia menjelaskan bahwa manajer bagian administrasi menceritakan saya adalah seorang yang sopan dan baik, maka dia menanyakan manajer tersebut apakah sedang membutuhkan karyawan untuk bagian pelayanan pelanggan.  Setelah wawancara kerja, saya langsung diterima bekerja di bagian data entry yaitu memasukan data pelanggan ke dalam komputer.

Departemen pelayanan pelanggan perusahaan ini terdiri dari beberapa bagian termasuk penerima telepon pelanggan (Customer Service Hotline) dan memasukan data pelanggan (Data Entry)

Departemen saya bernama Activation Department yang terdiri dari 1 manajer, 1 asisten manajer, 2 supervisor, 4 karyawan senior dan sekitar 10 karyawan biasa.  Pada mulanya tugas saya sama dengan karyawan biasa yaitu memasukan data-data pelanggan ke dalam sistem.  Tidak seperti sekarang semua otomatis dan dapat dilakukan langsung oleh karyawan di toko, pada waktu itu karyawan toko hanya bisa membantu pelanggan mengisi formulir konvensional kemudian di faksimile ke kami dan kami secara manual memasukan data-data tersebut ke dalam sistem.

Selain itu, kami juga bergiliran untuk menerima faksimile dari cabang-cabang toko dengan sekitar 12 mesin faksimile.  Pada waktu itu layanan telepon seluler baru mulai terdapat di Hong Kong, maka terkadang-kadang dalam 1 hari kami menerima sebanyak ratusan aplikasi.  Dari situ saya belajar mengetik dengan sangat cepat karena kami tidak diperbolehkan pulang rumah jika kami belum menyelesaikan tugas memasukan data dari semua aplikasi yang kami terima pada hari yang sama.

Suasana kantor saya sewaktu bekerja di perusahaan telekomunikasi di Quarry Bay.  Sebelah kanan dari foto adalah area tempat mesin faksimile dan kiri adalah meja-meja kerja kami. Foto ini diambil sekitar tahun 1999.

Pertama kali merasakan suasana saling tusuk menusuk antara teman-teman kerja

Perusahaan telekomunikasi tempat saya bekerja adalah sebuah perusahaan lokal dan karyawan pada waktu itu semua adalah orang lokal, maka dapat dibayangkan suasana persaingan yang sangat ketat.  Hampir setiap hari kami menyaksikan adegan saling tusuk menusuk seperti manajer kami dengan manajer-manajer bagian lain bahkan asisten manajer selalu mencari cara untuk menggeser manajer kami.  Kedua supervisor kami yang terlihat akrab namun terkadang mencari cara untuk saling mencari kesalahan satu dengan yang lain.  Masih banyak lagi yang tidak dapat saya ceritakan semuanya di sini.

Saya sendiri tidak ingin terlibat dalam hal-hal seperti itu karena saya tahu saya tidak akan lama bekerja di departemen ini.  Tujuan saya adalah bekerja di sektor IT yaitu Teknologi Informasi.  Maka saya memilih untuk menghabiskan tenaga saya memperdalam ilmu daripada mencari posisi dengan cara-cara seperti itu.

Namun demikian, saya mendapat pelajaran bagaimana cara untuk menghindari jebakan dari teman-teman kerja lain dan berhati-hati dengan mereka yang pura-pura baik terhadap saya.

Foto bersama rekan-rekan kerja di depan pintu masuk kantor.  Wanita-wanita sebelah saya adalah senior-senior saya pada waktu itu.

Perusahaan mengganti sistem baru dan saya diberi tugas menyusun buku manual

2 tahun kemudian perusahaan ini mengubah sistem yang pada mulanya hanya sistem terminal menjadi menggunakan web browser dengan tujuan karyawan-karyawan di toko mulai bisa langsung memasuki data pelanggan juga.  Kemudian saya dipercayai untuk menyusun buku manual tersebut dalam bahasa Inggris karena bahasa Inggris saya dan ilmu komputer saya dianggap jauh lebih baik daripada karyawan-karyawan lainnya.

Setelah atasan-atasan melihat hasil dari buku manual yang saya susun, mereka sangat puas kemudian saya bersama salah satu manajer ditugaskan untuk melakukan berbagai uji coba untuk memastikan apakah sistem perusahaan dapat berjalan secara baik dan normal dari tanggal 31 Desember 1999 menuju 1 Januari 2000.  Pengalaman-pengalaman ini sangat membantu saya untuk mendapat pekerjaan yang saya inginkan di kemudian hari.

Foto sekitar akhir tahun 1999 sewaktu saya ditugaskan untuk menyusun buku manual sistem baru perusahaan.

Pertama mencoba pergi ke negara lain sendiri dengan dana terbatas agar lebih mandiri dan belajar budaya negara lain

Setelah bekerja di perusahaan ini, saya mulai mempunyai tabungan untuk mencoba ke negara lain sekaligus melatih daya adaptasi di sebuah lingkungan baru dan belajar budaya negara lain.  Saya memilih negara Jepang pada tahun 1997 untuk pertama kalinya.  Namun demikian, jumlah tabungan juga terbatas, maka saya harus mencari tempat tinggal yang murah selama di sana.  Waktu itu internet belum terlalu umum, maka usaha untuk mencari kamar hotel harus melalui buku-buku dan informasi dari Konsulat Jenderal Jepang di Hong Kong.  Sejak itu saya hampir setiap tahun mencoba mengunjungi negara-negara yang berbeda sendirian dengan cara yang murah.  Setelah kolom Tentang Penulis selesai, saya akan membuat kolom baru menceritakan pengalaman-pengalaman saya ketika mengunjungi negara-negara lain.

Sewaktu saya mengunjungi kota Tokyo pada tahun 1997.

Beberapa kejadian-kejadian aneh atau lucu yang pernah saya saksikan di kantor ini

Meskipun suasana di kantor ini seringkali tegang, tetapi juga tidak kekurangan kejadian-kejadian aneh dan lucu sehingga menghibur kami dalam situasi yang tegang.

Salah satu rekan kerja pria adalah seorang yang suka latihan kebugaran.  Meskipun tubuhnya tidak tinggi tetapi cukup kekar.  Rekan kerja tersebut bisa dikatakan orangnya sangat polos, tidak berambisi, namun mempunya banyak kelakuan yang aneh seperti selalu membawa makan siang makan di dalam WC.  Selain itu ia juga sering kali latihan di dalam kantor dengan mengangkat 1 galon air minum yang masih berisi di setiap tangannya.

Seorang rekan kerja dari departemen lain sering membawa kompor gas portable dan panci untuk memasak di dalam kantin kantor.  Dia sangat baik hati dan sering mentraktir kami makan bersama.  Namun suatu hari karena terlalu berasap sehingga membuat alarm kantor berbunyi.  Tidak lama kemudian rekan kerja tersebut dipecat.  Kami merasa sangat kasihan kepada dia, namun sebagian karyawan menjadikan kejadian tersebut sebagai bahan tertawaan sewaktu makan siang bersama.

Foto bersama dengan beberapa rekan kerja di pesta tutup tahun perusahaan pada tahun 1998.
Tentang Penulis: #34 Mengikuti 11 Ujian Dalam Seta...
Tentang Penulis: #32 Mendapat Pekerjaan Kantor Per...