Tentang Penulis: #32 Mendapat Pekerjaan Kantor Pertama Setelah Lulus SMA Di Hong Kong

Tentang Penulis: #32 Mendapat Pekerjaan Kantor Pertama Setelah Lulus SMA Di Hong Kong

Setelah saya lulus Secondary kelas 5 sekolah malam di Hong Kong (seperti lulus SMA di Indonesia) pada tahun 1996, saya tidak ingin meneruskan karir saya di sektor 藍領 (laam4 leng5) yang di dalam bahasa Indonesia berarti "kerah biru".  Di Hong Kong pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan atau pekerjaan di luar ruangan kantor dijuluki "kerah biru", sedangkan pekerjaan yang bekerja di dalam ruangan kantor dijuluki 白領 (baak6 leng5) yaitu "kerah putih".  Meskipun saya senang bekerja dengan manajer dan teman-teman kerja saya di restoran barat di daerah Tin Hau, tetapi pemilik perusahaan restoran tersebut adalah orang yang sangat pelit.  Uang tip sebagai apresiasi tamu kepada kita semua harus diserahkan ke kantor pusat dan dia hanya memberikan bonus tahunan kepada kami sebanyak HK$1.

Bagi pekerja profesional dari Indonesia sebagian besar mungkin tidak pernah merasakan betapa pelit dan jahatnya budaya perkantoran lokal Hong Kong.  Mereka rata-rata bekerja di perusahaan asing atau perusahaan besar yang fasilitas untuk karyawan lebih memadai dan manusiawi dibanding dengan perusahaan-perusahaan lokal.

Teman-teman kerja di restoran merasa sedih dan ada yang memandang saya tidak akan bertahan bekerja di kantor

Tujuan utama untuk masuk sektor "kerah putih" karena saya merasa lebih cocok bekerja di dalam kantor dan lebih banyak peluang untuk saya mengembangkan karier di sektor tersebut.  Maka saya mengajukan permohonan untuk keluar dari restoran barat yang saya sudah bekerja selama lebih dari 1 tahun.

Teman-teman kerja terutama manajer saya tidak ingin saya keluar karena menganggap saya karyawan yang baik dan sangat bisa dipercaya, tetapi asisten manajer beranggapan saya tidak akan tahan lama bekerja di kantor karena tidak banyak contoh orang yang terbiasa bekerja di sektor "kerah biru" untuk pindah ke sektor "kerah putih" karena keduanya sangat berbeda.  Namun saya telah bertekad untuk mencobanya.  Setelah saya keluar, saya masih sering mengunjungi restoran ini sampai restoran ini tutup.

Seorang pengusaha telah membeli restoran cabang Tin Hau tersebut dan meneruskan semua resep restoran ini dan mengubah nama restoran.  Sampai saat ini restoran tersebut masih ada dan menu makanan hampir sama seperti dulu.  Cara bekerja karyawan juga masih sama.  Saya sampai saat ini terkadang masih makan di restoran tersebut untuk mengenang kembali masa-masa perjuangan saya.

Restoran barat di Tin Hau setelah ganti nama dan pemilik. Desain eksterior dan interior di dalam foto ini sama sekali tidak berubah dengan waktu saya bekerja di sana.
Beberapa tahun kemudian setelah restoran ganti nama, restoran ini pindah ke gedung sebelah yang hanya beda 2 nomor di jalan yang sama sampai saat ini.

Memberanikan diri melamar kerja mulai dari posisi paling rendah di kantor

Sewaktu saya berusia 18 tahun, saya memberanikan diri untuk mencari pekerjaan kantor hanya dengan ijazah SMA dan sama sekali tidak memiliki pengalaman kerja di kantor.  Pada waktu itu internet belum terlalu umum, maka saya melamar kerja hanya bisa menggunakan surat dan mencari lowongan melalui koran atau agen pencari kerja.

Setelah mengirimkan beberapa lamaran di berbagai perusahaan dan agen pencari kerja, salah satu agen pencari kerja meminta saya untuk menemui sebuah perusahaan produksi mainan Jerman yang terletak di daerah Tsim Sha Tsui dengan posisi asisten merchandiser yang bersifat sementara.  Kemudian saya menemui mereka dan saya langsung diterima.  Karena posisi ini bersifat hanya sementara untuk beberapa bulan, maka mereka tidak banyak bertanya sewaktu wawancara kerja.  Bagi saya tidak masalah pekerjaan ini hanya bersifat sementara karena saya ingin terlebih dulu mencari pengalaman kerja di kantor.

Pekerjaan kantor pertama saya adalah memfoto dan menyusun produk mainan dalam ruang pameran kantor

Kantor tersebut adalah cabang kantor dari sebuah perusahaan mainan Jerman yang mengekspor produk mainan ke seluruh Eropa.  Perusahaan tersebut hanya memiliki tidak lebih dari 20 karyawan pada waktu itu.  Departemen saya terdiri dari 1 manajer senior, 2 manajer biasa, 3 merchandiser.  Tugas utama saya adalah membantu para merchandiser untuk memfoto produk mainan dan menyusun produk mainan di ruang pameran kantor dengan rapi sesuai urutan dan kategori.  Terkadang saya juga harus ke rumah direktur yang berkebangsaan Jerman untuk mengambil beberapa sampel produk perusahaan dari rumahnya.

Barangkali saya hanya karyawan sementara di posisi yang paling rendah yang tidak membahayakan posisi mereka, maka semua baik terhadap saya terutama manajer senior dan 1 manajer pria, namun saya bisa merasakan mereka satu dengan yang lain tidak saling menyukai.  Sewaktu saya membantu manajer pria melakukan tugas, manajer lainnya yang wanita akan memberikan pekerjaan lain buat saya agar pekerjaan manajer yang pria terganggu.  Selain itu saya merasa cukup nyaman bekerja di perusahaan ini.

Setelah beberapa bulan, masa kerja saya di perusahaan ini selesai, manajer senior dan manajer pria meminta saya tetap bekerja dengan mereka dan ingin menjadikan saya karyawan tetap.  Namun saya ingin mencoba pekerjaan lain yang lebih terkait dengan Teknologi dan Informasi, maka saya dengan sedih menolak tawaran mereka dan meminta agen pencari kerja untuk membantu mencarikan pekerjaan lain.  Pada waktu itu sebagian besar perusahaan di Hong Kong masih belum mempunyai komputer dan internet.

Foto saya pada tahun 1996 ketika siap untuk berangkat kerja di perusahaan mainan Jerman. Pada waktu itu kami tinggal di apartemen yang WCnya yang harus bergiliran pakai dengan orang-orang lain yang tinggal di sebelah kamar kami tinggal.

Di artikel berikutnya saya akan menceritakan pengalaman saya ikut wawancara kerja di perusahaan telekomunikasi yang pada mulanya ditolak kemudian diterima kembali di posisi yang lebih baik.

Tentang Penulis: #33 Menjadi Karyawan Tetap di Seb...
Tentang Penulis: #31 Beli Kamera Profesional Perta...