Tahukah Anda? Polisi Wanita Pertama Di Hong Kong Adalah Etnis Chinese Malaysia

Tahukah Anda? Polisi Wanita Pertama Di Hong Kong Adalah Etnis Chinese Malaysia

Petugas wanita dari Kepolisian Hong Kong sebenarnya sudah ada sejak tahun 1844, namun demikian, mereka hanya ditugaskan bekerja sebagai administrasi dalam perkantoran dan hanya diberikan jabatan sebagai Penyelidik Wanita 女性搜查員 (neui5 sing3 sau2 cha4 yun4), kemudian pada tahun 1949 Kepolisian Hong Kong mulai resmi mempekerjakan wanita sebagai polisi.

Pada mulanya datang berobat di Hong Kong kemudian menjadi polisi wanita 

Pada tahun 1949 Komisaris Polisi Hong Kong pada waktu itu yaitu Duncan William Macintosh memutuskan untuk mencari seorang polisi wanita dengan posisi sebagai Sub Inspector / Wakil Inspektur 副督察 (fu3 duk1 chaat3) dan pada akhirnya seorang wanita bernama Khó Kím Tô / Kimmy Koh 許錦濤 menduduki posisi ini.

Kimmy Koh lahir di sebuah keluar kaya di Borneo Utara Britania (sekarang menjadi negara Malaysia) dan orang tuanya adalah pengusaha kayu.  Pada masa penjajahan Jepang atas Singapura, Kimmy Koh yang saat itu berada di Singapura kemudian berangkat ke Hong Kong untuk berobat.  Kemudian dia melihat sebuah iklan bahwa Kepolisian Hong Kong sedang membuka sebuah lowongan untuk Wakil Inspektur wanita lalu ia melamar posisi tersebut dan Duncan William Macintosh sendiri yang menemuinya.

Kimmy Koh menguasai beberapa bahasa seperti Kanton, Mandarin, Minnan, Inggris, Malay, Jepang dan lainnya.  Di tempat kerjanya, Kimmy Koh sering dipanggil sebagai 高健美 (gou1 gin6 mei5), karena nama dia dalam tulisan Inggris berbunyi yang dalam bahasa Kanton sama dengan高健美 (gou1 gin6 mei5).

Keluarga Kimmy Koh setelah mengetahui hal ini mereka sangat tidak setuju dengan keputusan Kimmy Koh ini, karena mereka menginginkan dia untuk mendapat sebuah pekerjaan yang nyaman, tetapi dia tetap memegang teguh keinginan menjadi seorang polisi wanita.

Polisi wanita pertama di Hong Kong, Kimmy Koh.

Mulai membentuk tim polisi wanita pertama di Hong Kong 

Kimmy Koh mempunyai prestasi yang sangat tinggi dalam Kepolisian, dan karena ia menguasai banyak bahasa, maka membuat tim polisi wanita menjadi berkembang pesat.  Kimmy Koh kemudian menyarankan untuk menambah polisi wanita dan pada bulan Agustus 1951 Kepolisian Hong Kong membuka 10 lowongan polisi wanita dan pada waktu itu menarik sebanyak 2000 orang untuk melamar pada posisi tersebut.

Foto dari tim polisi wanita pertama di Hong Kong pada tahun 1953 dengan seragam baru pada waktu itu.  Foto bagian tengah bawah adalah Kimmy Koh.  Kanan atas adalah Lam Oi-see, seorang polisi wanita pertama yang bersenjata.

Polisi wanita pertama yang bersenjata

Kimmy Koh kemudian menjadi pelatih untuk ke-10 polisi wanita ini termasuk pelatihan cara penggunaan pistol.  Pada waktu itu polisi wanita yang mendapat izin untuk memegang pistol adalah Lam Oi-see 林靄思.  Di antara 10 polisi wanita pertama ini, terdapat 2 orang yang bekerja tidak lama dan kemudian keluar, sedangkan yang lainnya menikah dan beberapa meninggal pada usia muda.  Hanya Lam Oi-see yang bekerja sebagai polisi wanita sampai pada usia pensiun.  Lam Oi-see pernah menjadi seorang agen rahasia di tengah-tengah mafia Hong Kong, menyamar menjadi pedagang narkoba dan menjadi salah satu anggota tim Witness Protection Unit 保護證人組 (bou2 wu6 jing3 yan4 jou2).

Lam Oi-see difoto oleh rekannya ketika menyelidiki sebuah kasus pembunuhan.

Mulai mendapat posisi sejajar dengan polisi pria

Pada tahun 1953, jumlah polisi wanita dari 10 orang menjadi 53 orang termasuk 2 wakil inspektur dan 10 perwira polisi.  Pada waktu itu gaji polisi wanita lebih rendah 20% dibandingkan dengan polisi pria, tetapi mereka tidak perlu bekerja pada malam hari dan hanya menangani kasus yang lebih ringan seperti kasus permasalahan penduduk wanita dan anak remaja, polisi di tempat persidangan, penertiban masyarakat, lalu lintas, menjaga perbatasan dan lain sebagainya.

Polisi wanita sedang mengikuti latihan untuk bagian lalu lintas pada tahun 1950an.

Semua petugas Kepolisian Hong Kong mulai dilengkapi dengan senjata

Pada awal tahun 1990an, Kepolisian memulai program percobaan untuk mencoba memasukkan beberapa polisi wanita ke bagian tim bersenjata seperti Emergency Unit 衝鋒隊 (chung1 fung1 deui2) dan semua polisi wanita diperbolehkan mendaftar pada program tersebut secara sukarela.  Apabila mereka lulus di setiap bagian ujian, mereka akan diutus pada tim bersenjata setiap cabang Kepolisian di seluruh distrik Hong Kong.  Pada waktu itu unit bersenjata di setiap cabang memerlukan 8 polisi wanita.

Pada bulan 1 Januari 1995, seluruh polisi wanita baru diwajibkan untuk mengikuti latihan menggunakan senjata dan kebijakan tersebut juga berlaku kepada Auxiliary Police Force 香港輔助警察隊 (heung1 gong2 fu6 jo6 ging2 chaat3 deui2) yaitu polisi yang bekerja secara paruh waktu mulai bulan November 1996.  Sejak itu seluruh polisi di Hong Kong kemudian resmi dapat menggunakan senjata saat bertugas.

Berdasarkan data dari pemerintah Hong Kong pada tahun 2019, jumlah polisi wanita di Hong Kong sebanyak 5,000 orang yaitu 17.2% dari jumlah seluruh Kepolisian Hong Kong.

Polisi wanita Hong Kong kini mempunyai latihan dan perlengkapan yang sama seperti polisi pria. [Foto: Hong Kong Police Force]
12,240 Kasus Positif Covid-19 (4,250 PCR + 7,990 A...
Taiwan Gempa Dengan Skala 6.9 SR 23 Maret 2022 Puk...